Laman

17 November 2018

SEMPURNA SEPERTI BAPA (Matius 5:48)



Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Matius 5:48


Dalam Matius pasal 5 ini, Tuhan Yesus banyak membahas praktik-praktik Taurat. Pengajaran dalam pasal ini secara ketat mengacu kepada Taurat dan kritik terhadap motif
praktiknya yang telah banyak melenceng dari intisari makna hukum itu sendiri. Taurat Tuhan yang sedianya mendewasakan Israel, berubah menjadi alat yang digunakan pemimpin-pemimpin agamanya untuk mengekang umat dalam tradisi-tradisi kesalehan yang kaku dan tanpa makna.
Tradisi di sini dapat dipahami sebagai pola pengulangan dari tindakan, ajaran dan ritual tertentu. Jadi tidak ada makna yang buruk dalam kata tradisi. Ajaran Kristen bukannya tidak memiliki tradisi praktik agamawi. Perjamuan malam terakhir yang dilakukan Yesus dengan murid-murid-Nya, adalah bentuk tradisi orang Yahudi yang didasarkan pada makan Paskah yang dilakukan Israel sesaat sebelum Mesir menerima hukuman tulah kesepuluh pada zaman Musa. Umat Kristen kemudian mlakukannya dalam bentuk yang berkembang dengan pemaknaan yang lebih disucikan – yakni mengenang penebusan manusia dari dosa melalui karya salib, kematian  dan kebangkitan Tuhan Yesus. Tradisi ini kemudian dikenal dengan istilah sakramen Perjamuan Kudus (ekaristi.
Karena saat gereja Kristen dilahirkan, maka ajaran-ajaran kekristenan mulai membentuk sebuah pola tradisi dan hukum-hukum agama, yang kemudian dikenal dengan tradisi kesalehan. Tradisi tersebut kemudian diteruskan dan bahkan mulai dilembagakan oleh generasi umat Tuhan setelah zaman para rasul. Kelahiran gereja sebagai institusi adalah bukti nyatanya. Namun patut disayangkan jika kemudian tradisi-tradisi Kristen tersebut juga mulai kehilangan maknanya saat kekristenan menjelma menjadi agama yang besar. Tradisi yang dibangun oleh para murid Tuhan Yesus tersebut kembali berubah menjadi tradisi yang kaku mengikat umatnya, persis seperti apa yang terjadi pada hukum Taurat kepada umat Israel.
Kembali pada pemaknaan tradisi kesalehan, umat Kristen seharusnya kembali menggunakan pola bagaimana Tuhan Yesus memandang hukum-hukum Tuhan tersebut. Secara garis besar, sedikitnya ada dua cara bagaimana Tuhan Yesus membangun tradisi kesalehan Kristen: (1) Menekankan pemahaman terhadap intisari hukum Tuhan, serta (2) menekankan pada proses yang benar, bukan sekadar hasil.

1.      INTISARI DARI HUKUM TUHAN
Orang Farisi dan ahli Taurat pada zaman Tuhan Yesus menekankan pelaksanaan hukum Tuhan hanya berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab suci Yahudi dan tafsir dari para rabbi. Mereka melakukannya secara literal, apa adanya seperti yang tertulis. Hal inilah yang membuat mereka kehilangan intisari yang jauh lebih penting yang terkandung dalam hukum-hukum Tuhan. Sebut tentang hal persembahan yang pada hakikatnya adalah bentuk kepercayaan total bahwa Tuhan memelihara umat-Nya, berubah menjadi ritual yang memastikan bahwa adas manis, selasih dan jintan pun harus diambil persepuluhannya (band. Matius  23:3, Markus 12:33).
Mari kita ambil contoh perikop tentang kemarahan (Matius 5:21-25). Bukannya sekadar melarang kita untuk marah, melainkan lebih menekankan pada harmonisasi hubungan dengan sesama saudara dan kasih kepada sesama manusia. Juga demikian halnya dengan hal bersumpah (Matius 5:33-37). Larangan bersumpah bukanlah nilai yang sesungguhnya ingin ditekankan dalam hukum Tuhan. Nilai utamanya adalah kejujuran yang seharusnya menjadi karakter kita.
Lebih lagi, ada hal-hal yang tidak tertulis secara spesifik dalam teks Alkitab namun dipercaya sebagai kebenaran. Misalnya mempercayai Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Allah Roh Kudus sebagai tiga hupostasis keallahan dan menyebutnya sebagai Trinitas. Kata Trinitas (Trinity – Ingg.) jelas tidak tertulis dalam Alkitab, namun kita mempercayai konsep tersebut berdasarkan penyelidikan teks-teks Alkitab secara proporsional.

2.      PENTINGNYA PROSES
Saat kita memandang Matius 5:48 dalam sudut pandang hasil, maka hal tersebut tidak akan mungkin terjadi. Seberapapun keras usaha kita, kita masih dibatasi oleh sifat keberdosaan kita dalam mencapai kesempurnaan tersebut. Dan jika Tuhan mengukur dari pencapaian hasil, maka Ia tidak akan mendapati hasilnya.
Mari kita pertimbangkan kisah perjalanan bangsa Israel di padang gurun yang tertuang dalam Ulangan 8:1-5. Musa berkata bahwa perintah yang disampaikannya berdasarkan firman Tuhan tersebut harus dilakukan dengan setia. Kesetiaan didapatkan dari proses yang panjang. Tujuan dari proses padang gurun yang dialami oleh bangsa Israel adalah membentuk kerendahan hati dan motifasi yang benar. Proses tersebut dibungkus dengan kasih Allah, selayaknya seorang Bapa mengajari anaknya.
Tuhan Yesus berkata dengan tegas dalam Matius 5:17 bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya. Itu berarti bahwa hukum Taurat sendiri menjadi dasar pemahaman kita akan pengajaran Tuhan Yesus. Melalui pengajaran-Nya, kita dapat melihat makna dan tujuan hakiki dari hukum Taurat Tuhan.
Dalam ayat 20, Tuhan Yesus memberikan standart dalam pelaksanaan hukum Tuhan dalam kehidupan kita. “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Dari sinilah kesalehan Kristiani berasal, yakni pelaksanaan hukum Tuhan dengan pemahaman yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Artinya bukan sekedar apa yang tersurat, melainkan juga apa yang tersirat di dalam hukum-hukum Tuhan tersebut.
Tuhan memang menuntut kita untuk menjadi sempurna. Kesempurnaan itu harus terus kita upayakan seumur hidup kita, dalam setiap bentuk aktivitas kita yang didasari pada pelaksanaan firman Tuhan. Tuhan ingin kita mengerjakan setiap prosesnya dengan maksimal. Kita harus berusaha sekuat dan sekeras mungkin demi mengejar kesempurnaan tersebut. Ingatlah bahwa Tuhan sangat menghargai proses kita mencapai kesempurnaan. Jadi mari pastikan kita menjalani proses pembentukan yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita, dengan benar sesuai dengan standart firman-Nya. 
https://unsplash.com/photos/3zp7mC4yTCw