Saat sebuah kritik yang ditujukan kepada seseorang yang dianggap memiliki
kedudukan atau status yang sejajar, hal tersebut mungkin dianggap sebagai
sebuah kewajaran. Namun jika sebuah kritik ditujukan kepada atasan atau orang
yang memiliki status dan kedudukan tinggi, hal tersebut seringkali dipandang
sebagai sebuah perlawanan. Kata kritik sudah memiliki konotasi negatif dalam
masyarakat kita. Namun apakah selalu demikian?
KRITIK – APA ITU?
Kita akan mampu menempatkan kritik di tempat yang tepat saat kita
memahami apa itu kritik dan apa fungsinya bagi diri kita.
Menurut kamus bahasa Indonesia terbitan Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional (2008), kata kritik memiliki
arti kecaman atau tanggapan,
kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil
karya, pendapat. Banyak orang hanya memandang kritik sebagai sebuah kecaman, atau bahkan serangan. Jarang
sekali ada orang yang melihat kritik sebagai sebuah tanggapan. Menurut saya pribadi, kritik adalah sebuah bantuan yang
diberikan orang lain untuk melihat hal-hal yang seringkali tidak dapat kita
lihat dengan pandangan kita sendiri.
Berdasarkan makna katanya, kritik pada dasarnya bersifat netral. Respon
kitalah yang kemudian akan memposisikan kritik tersebut dalam pikiran kita. Kritik
akan menjadi sebuah hal yang menyakitkan dan melukai saat kita memandanganya
sebagai sebuah serangan kebencian yang dilancarkan oleh orang-orang yang kita
anggap ingin menghancurkan hidup kita. Namun di lain pihak, kritik akan menjadi
seperti nutrisi yang menyehatkan dan menguatkan, saat kita melihatnya sebagai
sebuah alat evaluasi bagi diri kita.
Selembar soal ulangan adalah gambaran yang dapat kita gunakan saat kita
memandang sebuah kritik. Selembar soal ulangan dapat dimaknai secara berbeda
oleh siswa sekolah. Bagi seorang murid yang sadar akan tujuan pendidikannya,
soal ulangan akan menjadi alat untuk mengukur kemampuan dan pemahamannya
terhadap sebuah mata pelajaran. Namun di mata seorang murid yang tidak terlalu mempedulikan
tujuannya bersekolah, soal ulangan tersebut hanya akan dipandang sebagai hal
yang menakutkan dan mengusik kenyamanannya.
ANTI-KRITIK =
ANTI-PERKEMBANGAN
Secara nyata: adakah pemikiran dan tindakan seseorang yang bebas dari
kesalahan? Tentu saja tidak ada. Semua manusia mengakui bahwa pasti akan ada
kelemahan dalam kehidupannya, baik dalam pemikiran maupun tindakannya. Permasalahan
yang seringkali timbul adalah bahwa kita sulit untuk melihat kekurangan atau
kelemahan kita. Bukan hanya sekedar sulit melihat kesalahan, namun seringkali
malah tidak mampu melihatnya.
Sederhananya saja, kita tidak mungkin dapat melihat wajah kita sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain – baik itu barang atau orang lain. Oleh karena
itulah kita sangat membutuhkan pihak lain yang mampu melihat diri kita, baik
itu kelemahan maupun kelebihan kita. Dengan adanya mereka, kita akan mampu
lebih banyak mengenal diri kita.
Kita akan menjadi manusia yang “utuh” dengan mengenal diri sendiri secara
menyeluruh. Kita harus mampu mengidentifikasi diri kita, baik itu kelemahan maupun
kelebihan kita. Dari situlah kita akan mampu mengenal setiap potensi diri dan
mengembangkannya. Kita juga akan mengenali kelemahan-kelemahan kita dan mencari
cara untuk memperbaikinya. Pengembangan diri akan dapat berjalan dengan baik
saat kita mengenal diri sendiri dengan baik.
*Celoteh senja