Laman

Showing posts with label bersaksi. Show all posts
Showing posts with label bersaksi. Show all posts

17 April 2025

TANDA-TANDA ANGGOTA GEREJA YANG SEHAT

 

TANDA-TANDA ANGGOTA GEREJA YANG SEHAT[1]

 

Tanda 1 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Pendengar Eksposisional

Mendengarkan secara eksposisional adalah mendengarkan untuk memahami makna dari suatu bagian Kitab Suci dan menerima makna tersebut sebagai gagasan utama yang harus dipahami untuk kehidupan (baik sebagai pribadi atau sebagai komunitas/gereja) Kristen.

Mendengar firman Allah (logos) dan memahaminya (rhema) adalah hal yang membawa kepada iman yang menyelamatkan (Roma 10:17). Anggota gereja menjadi sehat ketika mereka berkomitmen untuk mendengar pesan ini sebagai disiplin rohani yang teratur. Mendengarkan secara eksposisional mendukung kesehatan rohani baik bagi individu maupun seluruh gereja.

* Lógos adalah ekspresi dari pemikiran, sedangkan rhḗma merujuk pada isi atau pokok pembicaraan dari kata-kata yang diucapkan.

 

Tanda 2 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah "Teolog" Biblika

Teolog biblika adalah seseorang yang berkomitmen untuk memahami sejarah pewahyuan dan tema-tema besar beserta doktrin-doktrin dalam Alkitab sebagai sebuah kesatuan dan keterkaitan. Jadi anggota gereja yang sehat berusaha memahami kesatuan dan perkembangan Alkitab secara keseluruhan—bukan hanya bagian-bagian yang terpisah atau ayat-ayat favorit saja.

Menurut J. I. Packer, mengenal Allah dimulai dengan mengetahui tentang Dia, tentang karakter-Nya. Ini juga melibatkan menyerahkan diri kepada Allah berdasarkan janji-Nya untuk menjadi Tuhan kita melalui pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus, Anak-Nya. Akibatnya, mengenal Allah berarti mengikuti Yesus sebagai murid. Dan pada akhirnya, mengenal Allah berarti menjadi “lebih dari pemenang” dengan bersukacita dalam kecukupan Allah dalam segala hal.

Pengetahuan semacam ini hanya dapat diperoleh dengan menyelami pesan Alkitab secara mendalam, dengan semua tema besarnya yang kaya. Dan pengetahuan akan Allah ini secara khusus dimiliki oleh anggota gereja Kristen yang berkomitmen untuk menjadi teolog biblika.

 

Tanda 3 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Dipenuhi Injil (Gospel Saturated)

Dipenuhi (saturated. Ingg) – (bio.) keadaan keseimbangan dalam komunitas ketika imigrasi atau penambahan berjumlah sama dengan pengurangan ataupun dengan pemusnahan. (KBBI Online). Pemahamannya kontekstualnya adalah keadaan dimana penambahan/input/pengajaran Injili SEBANDING/SAMA/SEIMBANG dengan output/praktik/tindakan Injili dalam kehidupan orang percaya.

Dalam Injil Yesus Kristus (kabar sukacita tentang pribadi, karya penebusan, dan kebangkitan Kristus), Allah menawarkan diri-Nya bagi orang berdosa dan kepada orang berdosa. Injil inilah yang menyadarkan kita akan kasih Allah, kebobrokan kita sebagai manusia, dan kebutuhan kita akan penebusan, serta kemungkinan memperoleh sukacita kekal melalui penyembahan kepada Allah. Injil yang sama, beserta pemahaman yang sehat tentangnya, membangun kesehatan dan kekuatan dalam diri anggota gereja Kristen.

 

Tanda 4 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Benar-Benar Bertobat

Dalam teologi Kristen, “pertobatan” dipahami sebagai perubahan yang radikal. Pertobatan adalah perubahan total dari kehidupan yang terikat dalam dosa menuju kehidupan yang bebas untuk mencari dan menyembah Allah. Pertobatan bukan sekadar sebuah keputusan, tetapi sebuah transformasi hidup. Perubahan ini bukan sekadar soal kesalehan moral, pengembangan diri, atau modifikasi perilaku. Itu bukan sesuatu yang bisa dicapai melalui tindakan lahiriah atau praktik keagamaan, seperti berjalan ke depan altar. Pertobatan mustahil bisa dicapai jika hanya mengandalkan usaha manusia, melainkan oleh campur tangan Allah.

Pertobatan adalah perubahan yang begitu drastis sehingga memerlukan campur tangan Roh Kudus. Dalam kesadaran dan keputusan pertobatan, Roh Kudus menganugerahkan dua kasih karunia sekaligus, yaitu kekuatan iman dan komitmen pertobatan, agar orang berdosa berbalik meninggalkan dosanya dan mengarahkan pandangannya untuk datang kepada Allah melalui iman kepada Yesus Kristus.

 

Tanda 5 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Penginjil Biblika

Penginjil Biblika (biblical evangelist - penginjil yang sesuai dengan Alkitab) adalah seseorang yang dengan setia membagikan kabar baik tentang Yesus Kristus sesuai dengan kebenaran Alkitab. Penginjilan yang alkitabiah tidak bergantung pada metode pragmatis, emosi, atau tekanan, tetapi pada kesetiaan dalam menyampaikan pesan Injil.

Seorang biblical evangelist harus:

1.         Menyampaikan isi Injil secara spesifik, termasuk siapa Allah, siapa manusia, apa itu dosa, siapa Yesus, apa yang telah Yesus lakukan terhadap dosa, dan apa yang harus dilakukan manusia sebagai respons.

2.         Menegaskan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan (Yohanes 14:6; Kisah Para Rasul 4:12).

3.         Memanggil pendengarnya untuk bertobat dan beriman kepada Kristus.

 

Penginjil yang sejati memahami bahwa keberhasilan penginjilan bukanlah hasil dari usaha manusia, melainkan karya Allah melalui firman-Nya dan Roh Kudus. Oleh karena itu, seorang biblical evangelist menanam dan menyiram benih Injil dengan setia, sambil mempercayakan hasilnya kepada Tuhan (1 Korintus 3:7).

 

Tanda 6 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Anggota yang Berkomitmen

Apa artinya menjadi anggota gereja yang berkomitmen? Gagal menghubungkan diri kita secara tetap dengan Kepala gereja melalui bergabung dengan tubuh-Nya tentu merupakan tanda ketidakbersyukuran, baik karena ketidaktahuan maupun hati yang tumpul. Kita yang memiliki hak istimewa untuk hidup di negara-negara di mana kita dapat dengan bebas bergabung dengan gereja lokal harus mengingat peringatan dari Dietrich Bonhoeffer berikut ini:

“Hanya karena anugerah Allah, sebuah jemaat diizinkan untuk berkumpul secara nyata di dunia ini untuk berbagi Firman Allah dan sakramen. Tidak semua orang Kristen menerima berkat ini. Mereka yang dipenjara, yang sakit, yang terpencar sendirian, para pemberita Injil di tanah-tanah kafir, mereka berdiri sendiri. Mereka tahu bahwa persekutuan yang nyata adalah sebuah berkat. Mereka mengingat, seperti yang dilakukan oleh Pemazmur, bagaimana mereka pergi ‘bersama orang banyak... ke rumah Allah, dengan suara sukacita dan pujian, bersama kumpulan orang yang merayakan hari raya’ (Mzm. 42:4). Oleh karena itu, siapa pun yang hingga saat ini memiliki hak istimewa untuk hidup dalam kehidupan Kristen bersama saudara-saudara seiman, hendaklah memuji anugerah Allah dari lubuk hatinya. Biarlah ia bersyukur kepada Allah sambil berlutut dan menyatakan: Ini adalah anugerah, tidak lain hanyalah anugerah, bahwa kita diperbolehkan hidup dalam komunitas dengan saudara-saudara Kristen.”

 

Tanda 7 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Mencari Disiplin

Disiplin berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran, keteraturan, dan pertumbuhan. Disiplin dalam kehidupan jemaat dan anggota gereja yang sehat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan. Gereja adalah komunitas dan lingkungan yang hidup dalam kedisiplinan dalam mentalitas dan kerohanian. Tidak mungkin bagi anggota gereja untuk saling memperhatikan secara efektif jika hanya sedikit orang yang mengambil tanggung jawab untuk menegur atau membimbing saudara-saudari yang membutuhkannya. Jika anggota gereja tidak mau melayani sesama dengan mengajarkan Firman dalam sekolah Minggu atau memimpin kelompok kecil, jika mereka menghindari mengenal satu sama lain sehingga tidak ada konteks untuk persekutuan yang bermakna, maka disiplin yang bersifat membangun maupun korektif tidak akan terjadi. Rumah Allah akan menjadi tidak tertata dengan baik, anak-anak-Nya tidak diajarkan dengan benar, dan kesaksian gereja akan tercemar oleh dosa yang tidak bertobat dan tidak dikoreksi.

 

Tanda 8 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Murid yang Bertumbuh

Anggota gereja yang sehat adalah anggota gereja yang senantiasa mengalami pertumbuhan. Secara khusus, ia adalah seseorang yang bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus, kekudusan, dan kedewasaan rohani. Kedewasaan dan kekudusan itu dikembangkan dalam ketergantungan kepada Kristus, Firman-Nya, dan sesama di dalam gereja lokal. Dan yang paling luar biasa, kita tidak akan berhenti bertumbuh sampai kita mencapai kepenuhan Kristus! Tidak mungkin memisahkan kesehatan sebuah gereja lokal dari kesehatan anggotanya. Dan tidak mungkin memisahkan kesejahteraan seorang anggota gereja dari pertumbuhan rohani dan pemuridan mereka.

 

Tanda 9 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Pengikut yang Rendah Hati

Kepemimpinan dalam gereja lokal ditetapkan oleh Allah untuk memberkati umat-Nya. Namun, agar kepemimpinan itu efektif, diperlukan dorongan dan dukungan dari anggota gereja. Banyak pria setia yang mengalami kehancuran karena menghadapi anggota jemaat yang keras kepala dan menolak bimbingan. Hal ini seharusnya tidak terjadi di antara umat Allah. Sebaliknya, anggota gereja yang sehat harus berusaha dan mendorong orang lain untuk berusaha mengikuti pemimpin mereka dengan hati yang terbuka lebar, ketaatan yang penuh semangat, dan penundukan yang penuh sukacita.

 

Tanda 10 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Pejuang Doa.

Adakah hak istimewa yang lebih menakjubkan daripada yang telah diberikan kepada orang Kristen melalui Kristus: berdiri di hadapan Allah Bapa kita dan merespons dalam doa oleh Roh-Nya terhadap Firman-Nya yang disampaikan kepada kita? Jika kita ingin menjadi pendengar eksposisional, dipenuhi Injil, dan teolog Alkitabiah, maka kita harus berdoa dengan keyakinan penuh akan apa yang Allah sedang lakukan di dunia melalui Kristus, Putra-Nya, serta berdoa untuk kemajuan Injil dan kehendak-Nya di seluruh dunia.



[1] Ringkasan buku karya Thabiti M. Anyabwile, What is a Healthy Church Member?, Crossway, 2008.

21 December 2016

QUO VADIS PENTAKOSTA (B)


Memperhatikan konteks yang lebih luas: “Diisi untuk Beraksi”
Ada sebuah pola yang dapat kita perhatikan dalam Kisah Para Rasul ini, yang akan menerangkan kepada kita tentang penekanan yang ingin ditunjukkan oleh Lukas sebagai penulisnya.

Kisah 4:8 “..penuh Roh Kudus..”
Kisah 4:13 “...keberanian Petrus dan Yohanes... keduanya orang biasa yang tidak terpelajar,...dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.”

Kisah 4:29 “...berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.”
Kisah 4:31 “..mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.

Kisah 9:17 “..Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.

Kisah 9:28 “Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan
Kisah 13:2 “berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.”

Kisah 13:9 “Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia,”
Kisah 13:46 “Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu..”

Dari kutipan beberapa ayat di atas, kita dapat melihat sebuah pola yang jelas yang menggambarkan tujuan Lukas menampilkan beberapa kejadian kepenuhan Roh Kudus pada masa gereja mula-mula. Saat Roh Kudus memenuhi kehidupan para murid, muncullah keberanian untuk mewartakan Injil, terlepas terjadi fenomena tanda kepenuhan yakni bahasa roh atau tidak. Hal ini terlihat relevan jika kemudian kita sejajarkan dengan pesan dari Tuhan Yesus sendiri mengenai kehadiran Roh Kudus setelah kenaikan-Nya ke surga.

“..tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
(Yohanes 14:26)

“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.”
(Yohanes 15:26)

“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;”
(Yohanes 16:7-9)

“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.
(Yohanes 16:13-15)

“Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.
(Yohanes 20:21-23)

“Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.”
(Lukas 12:11-12)

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
(Kisah Rasul 1:8)

Tuhan Yesus sendiri membawa murid-murid-Nya (juga termasuk kita di zaman modern ini) untuk melihat nilai tujuannya, dan bukan lagi sekedar fenomena dari diutusnya Roh Kudus untuk menguasai kehidupan orang percaya. Jadi sangatlah naif dan sempit jika kita mengartikan kepenuhan Roh Kudus hanya dengan dimilikinya karunia-karunia roh atau tidak. Kepenuhan Roh Kudus berbicara lebih dari itu.

Kita dapat melihat dalam catatan sejarah mengenai kehidupan jemaat Kristen mula-mula. Keberanian mereka untuk menghadapi kematian sekalipun, demi mengabarkan berita keselamatan yang telah merubah hidup mereka secara mendasar. Berbicara mengenai kepenuhan Roh Kudus yang relevan dalam kehidupan sehari-hari, Kisah Rasul 2:47 harusnya menjadi ayat acuan kita. Dalam ayat tersebut, tabib Lukas menuliskannya dengan tepat, yakni “Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” Mengulang sedikit mengenai pengertian tentang kata disukai yang telah disinggung di atas, kata ini bermakna dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat di sekitarnya. Dan sebagai hasilnya, jumlah jemaat gereja mula-mula terus bertambah dengan luar biasa. Dari angka 3000 orang, kemudian ditambah 5000 orang laki-laki (Kisah Rasul 4:4), dan kemudian dalam Kisah Rasul 9:31 tertulis demikian “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Kekristenan berkembang dengan dahsyat setelah Roh Kudus memenuhi kehidupan para murid Tuhan Yesus kala itu. Kehidupan yang berubah secara menyeluruh tersebut rupanya menginspirasi banyak orang. Kehidupan jemaat Kristen mula-mula adalah bentuk kehidupan yang dapat diterima bahkan dinikmati oleh orang-orang yang belum percaya. Kehidupan yang diubahkan, ditambah dengan mujizat yang kala itu berguna untuk menunjukkan kuasa Tuhan kepada orang yang belum percaya, membuat kekristenan “meledak” dan berpengarus secara masif.

Kesimpulan: “Pergilah dan Tuailah” adalah arah perjalanan Pentakosta
Tuhan Yesus bersabda dalam Yohanes 4:35 “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Fenomena Pentakosta yang dialami para murid di Yerusalem tersebut adalah bentuk tindak lanjut dari sabda Tuhan Yesus itu. Mulai dari momen Pentakosta di Yerusalem tersebut, kekristenan tersebar ke seluruh penjuru dunia. Kekristenan berdampak sangat besar saat itu dengan jumlah pengikut yang semakin bertambah banyak, hingga dianggap sebagai “gerakan radikal” yang membuat para kaisar Roma khawatir. Walaupun pada kenyataannya kekristenan hanyalah pergerakan rohani dan bukan sebuah pergerakan politik, hal itu membuat kekristenan dimusuhi dan dilawan dengan kekuatan fisik. Itulah yang menyebabkan orang-orang Kristen kala itu mengalami penganiayaan. Perlu kita ingat bahwa penganiayaan yang dialami gereja mula-mula tidaklah menghentikan mereka untuk hidup dalam keimanan kepada-Nya dan terus bersaksi tentang Kristus.

Amanat Agung Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk PERGI dan menjadikan semua suku bangsa murid-Nya. Pribadi Roh Kudus, sang Parakletos yang dijanjikan Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:16-17 dan ayat 26 itulah, yang akan mengiringi langkah hidup kita dalam mengabarkan kesaksian tentang keselamatan yang diberikan Tuhan melalui pribadi Yesus Kristus. Saat kita mengaku sebagai seorang Kristen yang telah dipenuhi Roh Kudus, kita hendaknya tidak berpuas diri hanya karena sudah berbahasa roh.

Kepenuhan Roh Kudus secara esensial menunjuk kepada perubahan hidup yang radikal. Kepenuhan tersebut terlihat dari perubahan mendasar dalam pemikiran, perasaan dan pengambilan keputusan. Pribadi yang telah penuh Roh Kudus akan menunjukkan pola pikir yang dewasa dan tidak kekanak-kanakan. Secara emosional, pribadi yang telah penuh Roh Kudus juga akan menunjukkan kematangannya. Hal sederhana seperti menahan ledakan amarah, tidak berlarut-larut dalam kesedihan, juga tidak terlalu terbawa dalam kesenangan, akan dapat terlihat dengan jelas. Kematangan dalam pemikiran dan emosionalitas akan membawa perubahan besar dalam pengambilan keputusan seseorang.

Seseorang yang penuh Roh Kudus tidak lagi mengambil keputusan secara serampangan. Pribadi tersebut akan terlatih untuk memiliki pertimbangan-pertimbangan yang mendalam, karena pikirannya telah dikuasai oleh Roh Kudus. Dia memiliki tujuan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tujuan tersebut adalah bahwa hasil dari keputusan tersebut adalah demi kemuliaan Tuhan. Dia akan berpikir dengan sehat dan terarah, tidak lagi mengutamakan dirinya sendiri, dan mampu melihat kebutuhan orang lain yang harus dia akomodir. Setiap buah pemikirannya, baik itu berkenaan dengan pribadinya atau untuk orang lain, akan membawa dampak kekekalan. Tujuan yang dibidik dari hasil tindakan tersebut adalah kehidupan kekal bersama Tuhan di surga. 

Orang yang penuh Roh Kudus tersebut juga tidak akan mengambil keputusan karena terlarut dalam perasaan. Kita tahu bahwa saat paling berbahaya dalam hal pengambilan keputusan, terutama yang berkenaan dengan masa depan, adalah saat keputusan tersebut diambil dalam kondisi emosional. Keputusan untuk membenci seseorang dan memutuskan tali persaudaraan, seringkali diambil saat kemarahan sedang berkuasa dalam hati seseorang. Memilih menikah dengan orang yang ternyata di kemudian hari tidak bertanggung jawab, biasanya diputuskan saat perasaan cinta menutupi pertimbangan logika dan masukan dari orang-orang tercinta. Roh Kudus akan mengontrol kita dalam aspek emosional ini.  

Roh Kuduslah yang akan menolong kita menyeimbangkan penggunaan logika dan perasaan. Hal tersebut tentunya tidak akan diperoleh hanya dari pengalaman kepenuhan Roh Kudus dalam semalam saja. Tuhan Yesus menegaskan bahwa Roh Kudus akan menyertai kita dalam hidup keseharian. Pribadi Roh Kudus akan mengajarkan dan mengingatkan kita akan kebenaran firman Tuhan (Yohanes 14:26) dan yang akan memimpin kita mengerjakan kebenaran firman Tuhan dalam keseharian dan dalam setiap aktivitas kita. (Yohanes 16:13-15). Dengan perananan Roh Kudus yang seperti ini, maka akan muncullah pribadi-pribadi Kristen yang unggul secara karakter. Pribadi dengan karakter yang unggul inilah yang akan berdampak besar dalam kehidupan dunia ini. Pribadi-pribadi inilah yang akan membawa orang-orang yang belum percaya, datang menyerahkan hidup mereka untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan menjadi milik Tuhan seutuhnya. Seorang Kristen sejati yang telah dipenuhi Roh Kudus, akan mendedikasikan hidupnya untuk bersaksi tentang Kristus dalam perkataannya dan juga dalam tingkah lakunya. Dia juga akan MENUAI dan kemudian membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Biarlah intisari Pentakosta ini selalu kita hidupi dalam perkataan dan tingkah laku kita sehari-hari. Tuhan Yesus memberkati. (Selesai)