Laman

Showing posts with label Alkitabiah. Show all posts
Showing posts with label Alkitabiah. Show all posts

17 April 2025

Arti Dari Memikul Salib Setiap Hari (Matius 16:24)

 Apa Arti Dari Memikul Salib?

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."
Matius 16:24

Kata-kata Yesus ini terdengar keras, bahkan ekstrem. Di dunia yang mengajarkan kita untuk “ikuti kata hati”, Yesus malah berkata: “Tinggalkan dirimu sendiri, pikul salibmu, dan ikut Aku.” Apa sebenarnya arti dari pernyataan radikal ini? Apakah memikul salib hanya berarti menjalani hidup yang sulit? Ataukah maknanya lebih dalam dari itu?


1. Bukan Sekadar Menerima Penderitaan

Sering disalahpahami
Banyak orang Kristen—bahkan pengkhotbah—menyamakan salib dengan penderitaan hidup secara umum: kemiskinan, penyakit, kehilangan, atau masalah keluarga. Tapi salib dalam konteks Perjanjian Baru bukanlah beban yang harus diterima dengan pasrah karena tidak bisa dihindari. Salib bukan sesuatu yang “menimpa” kita, melainkan sesuatu yang kita pilih untuk pikul.

Makna Historis Salib
Dalam budaya Romawi abad pertama, salib bukan sekadar alat eksekusi. Itu adalah simbol kehinaan mutlak. Orang yang memikul salib bukan hanya akan mati—ia akan mati dengan terkutuk, terhina, dan ditinggalkan. Maka ketika Yesus berkata kepada para murid untuk memikul salib, Ia mengajak mereka untuk mengambil jalan yang akan menghapus status, kenyamanan, dan keselamatan pribadi demi kesetiaan kepada-Nya.

Aplikasi masa kini
Memikul salib berarti bersedia membayar harga demi ketaatan pada Kristus. Ini bisa berarti kehilangan peluang karier karena kejujuran, kehilangan popularitas karena hidup benar, atau bahkan relasi yang renggang karena tidak mau kompromi dengan dosa. Ini adalah panggilan untuk hidup tidak bagi diri sendiri, tetapi bagi kehendak Allah, apa pun dan berapapun harganya.


2. Menyangkal Diri = Membunuh Ego

Lebih dari sekadar menolak keinginan
Menyangkal diri bukan berarti kita tidak pernah punya impian atau keinginan. Bukan juga berarti kita membenci diri sendiri. Tapi ini berarti menggeser pusat kehidupan dari “aku” menjadi “Kristus”. Dalam bahasa lain: bukan lagi kehendakku, tetapi kehendak-Mu yang jadi (Lukas 22:42).

Apa itu ego rohani?
Ego dalam konteks ini adalah keakuan yang menolak tunduk pada Tuhan. Ego ingin selalu mengendalikan, ingin selalu dipuji, dibenarkan, dan dipuaskan. Menyangkal diri berarti kita memilih untuk tidak lagi mengandalkan kekuatan dan keinginan pribadi—melainkan menundukkan diri kepada pimpinan dan kebenaran Tuhan.

Contoh keseharian

  • Ketika kita ingin membalas orang yang menyakiti kita, tetapi memilih mengampuni karena taat kepada Kristus.
  • Ketika kita lebih suka menonjolkan diri, tapi memilih merendah agar Kristus yang ditinggikan.
  • Ketika kita menyerahkan keputusan besar bukan kepada insting semata, tapi lewat doa dan penundukan hati.

Menyangkal diri itu menyakitkan—seperti mematikan daging dan keinginan sendiri. Tapi dari kematian itulah tumbuh kehidupan yang sejati; kehidupan rohani dan keimanan yang matang/dewasa.


3. Salib: Jalan Kehidupan, Bukan Simbol Kematian

Lebih dari sekadar simbol
Salib kini menjadi simbol iman Kristen—digantung di gereja, dikenakan sebagai kalung, dijadikan ornamen seni. Tapi bagi Yesus dan murid-murid-Nya, salib bukan ornamen, melainkan kenyataan brutal. Ini adalah panggilan untuk hidup seperti Yesus—dalam pengorbanan, penyangkalan diri, dan ketaatan total bahkan hingga kematian.

Mengikuti Yesus bukan tentang kenyamanan
Yesus tidak pernah menjanjikan jalan yang mudah bagi pengikut-Nya. Ia berkata bahwa dunia akan membenci kita sebagaimana dunia membenci Dia (Yohanes 15:18-20). Jalan Kristus adalah jalan sempit—bukan karena Allah ingin menyusahkan kita, tapi karena jalan salib adalah satu-satunya jalan menuju kebangkitan dan kemuliaan.

Mengikut Yesus berarti meniru gaya hidup-Nya

  • Hidup penuh kasih kepada musuh.
  • Taat kepada Bapa, bahkan saat tidak masuk akal.
  • Setia dalam penderitaan.
  • Tidak menghindari pengorbanan demi kebaikan orang lain.

Salib bukan hanya titik akhir hidup Kristus di dunia. Salib adalah awal peta perjalanan setiap murid-Nya mewartakan kabar sukacita ke seluruh dunia.


4. Sebuah Panggilan Setiap Hari

Bukan keputusan sekali jadi
Yesus berkata dalam Lukas 9:23: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Artinya, keputusan untuk hidup memikul salib bukan dibuat sekali saat kita bertobat, dibaptis, atau berdoa menyerahkan hidup. Itu adalah keputusan harian, bahkan setiap jam, setiap momen/kesempatan.

Panggilan untuk selalu taat kepada Tuhan
Setiap hari kita diperhadapkan pada pilihan: hidup untuk diri sendiri atau untuk Kristus? Taat meski tidak nyaman, atau kompromi demi aman? Menyimpan luka atau mengampuni? Menuntut atau memberi?

Dalam momen-momen itulah salib dipanggul—bukan secara simbolik, tapi nyata: dalam keputusan yang kita buat, dalam reaksi yang kita kendalikan, dalam kasih yang kita pilih untuk tetap berikan.

Dan di situlah hidup sejati ditemukan.
Ironisnya, salib—yang tampak seperti alat kematian—justru menjadi gerbang menuju kehidupan. Ketika kita menyerahkan hidup kita kepada Kristus sepenuhnya, di sanalah kita menemukan makna, damai, dan sukacita yang tidak bisa diberikan dunia.


Mengapa Salib Itu Layak

Mengapa kita harus memikul salib? Karena kita tahu siapa yang pertama kali memikulnya—Yesus sendiri. Ia tidak hanya memanggil kita untuk mengikuti jalan salib, tapi telah lebih dulu menapakinya demi kita.

Memikul salib adalah bentuk cinta kita kepada Dia yang lebih dulu mengasihi kita tanpa syarat. Dan saat kita taat, kita tidak berjalan sendiri. Roh Kudus pasti menyertai, memberi kekuatan, dan mengubah kita hari demi hari menjadi serupa dengan Kristus.


Tuhan memberkati kita senantiasa.

TANDA-TANDA ANGGOTA GEREJA YANG SEHAT

 

TANDA-TANDA ANGGOTA GEREJA YANG SEHAT[1]

 

Tanda 1 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Pendengar Eksposisional

Mendengarkan secara eksposisional adalah mendengarkan untuk memahami makna dari suatu bagian Kitab Suci dan menerima makna tersebut sebagai gagasan utama yang harus dipahami untuk kehidupan (baik sebagai pribadi atau sebagai komunitas/gereja) Kristen.

Mendengar firman Allah (logos) dan memahaminya (rhema) adalah hal yang membawa kepada iman yang menyelamatkan (Roma 10:17). Anggota gereja menjadi sehat ketika mereka berkomitmen untuk mendengar pesan ini sebagai disiplin rohani yang teratur. Mendengarkan secara eksposisional mendukung kesehatan rohani baik bagi individu maupun seluruh gereja.

* Lógos adalah ekspresi dari pemikiran, sedangkan rhḗma merujuk pada isi atau pokok pembicaraan dari kata-kata yang diucapkan.

 

Tanda 2 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah "Teolog" Biblika

Teolog biblika adalah seseorang yang berkomitmen untuk memahami sejarah pewahyuan dan tema-tema besar beserta doktrin-doktrin dalam Alkitab sebagai sebuah kesatuan dan keterkaitan. Jadi anggota gereja yang sehat berusaha memahami kesatuan dan perkembangan Alkitab secara keseluruhan—bukan hanya bagian-bagian yang terpisah atau ayat-ayat favorit saja.

Menurut J. I. Packer, mengenal Allah dimulai dengan mengetahui tentang Dia, tentang karakter-Nya. Ini juga melibatkan menyerahkan diri kepada Allah berdasarkan janji-Nya untuk menjadi Tuhan kita melalui pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus, Anak-Nya. Akibatnya, mengenal Allah berarti mengikuti Yesus sebagai murid. Dan pada akhirnya, mengenal Allah berarti menjadi “lebih dari pemenang” dengan bersukacita dalam kecukupan Allah dalam segala hal.

Pengetahuan semacam ini hanya dapat diperoleh dengan menyelami pesan Alkitab secara mendalam, dengan semua tema besarnya yang kaya. Dan pengetahuan akan Allah ini secara khusus dimiliki oleh anggota gereja Kristen yang berkomitmen untuk menjadi teolog biblika.

 

Tanda 3 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Dipenuhi Injil (Gospel Saturated)

Dipenuhi (saturated. Ingg) – (bio.) keadaan keseimbangan dalam komunitas ketika imigrasi atau penambahan berjumlah sama dengan pengurangan ataupun dengan pemusnahan. (KBBI Online). Pemahamannya kontekstualnya adalah keadaan dimana penambahan/input/pengajaran Injili SEBANDING/SAMA/SEIMBANG dengan output/praktik/tindakan Injili dalam kehidupan orang percaya.

Dalam Injil Yesus Kristus (kabar sukacita tentang pribadi, karya penebusan, dan kebangkitan Kristus), Allah menawarkan diri-Nya bagi orang berdosa dan kepada orang berdosa. Injil inilah yang menyadarkan kita akan kasih Allah, kebobrokan kita sebagai manusia, dan kebutuhan kita akan penebusan, serta kemungkinan memperoleh sukacita kekal melalui penyembahan kepada Allah. Injil yang sama, beserta pemahaman yang sehat tentangnya, membangun kesehatan dan kekuatan dalam diri anggota gereja Kristen.

 

Tanda 4 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Benar-Benar Bertobat

Dalam teologi Kristen, “pertobatan” dipahami sebagai perubahan yang radikal. Pertobatan adalah perubahan total dari kehidupan yang terikat dalam dosa menuju kehidupan yang bebas untuk mencari dan menyembah Allah. Pertobatan bukan sekadar sebuah keputusan, tetapi sebuah transformasi hidup. Perubahan ini bukan sekadar soal kesalehan moral, pengembangan diri, atau modifikasi perilaku. Itu bukan sesuatu yang bisa dicapai melalui tindakan lahiriah atau praktik keagamaan, seperti berjalan ke depan altar. Pertobatan mustahil bisa dicapai jika hanya mengandalkan usaha manusia, melainkan oleh campur tangan Allah.

Pertobatan adalah perubahan yang begitu drastis sehingga memerlukan campur tangan Roh Kudus. Dalam kesadaran dan keputusan pertobatan, Roh Kudus menganugerahkan dua kasih karunia sekaligus, yaitu kekuatan iman dan komitmen pertobatan, agar orang berdosa berbalik meninggalkan dosanya dan mengarahkan pandangannya untuk datang kepada Allah melalui iman kepada Yesus Kristus.

 

Tanda 5 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Penginjil Biblika

Penginjil Biblika (biblical evangelist - penginjil yang sesuai dengan Alkitab) adalah seseorang yang dengan setia membagikan kabar baik tentang Yesus Kristus sesuai dengan kebenaran Alkitab. Penginjilan yang alkitabiah tidak bergantung pada metode pragmatis, emosi, atau tekanan, tetapi pada kesetiaan dalam menyampaikan pesan Injil.

Seorang biblical evangelist harus:

1.         Menyampaikan isi Injil secara spesifik, termasuk siapa Allah, siapa manusia, apa itu dosa, siapa Yesus, apa yang telah Yesus lakukan terhadap dosa, dan apa yang harus dilakukan manusia sebagai respons.

2.         Menegaskan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan (Yohanes 14:6; Kisah Para Rasul 4:12).

3.         Memanggil pendengarnya untuk bertobat dan beriman kepada Kristus.

 

Penginjil yang sejati memahami bahwa keberhasilan penginjilan bukanlah hasil dari usaha manusia, melainkan karya Allah melalui firman-Nya dan Roh Kudus. Oleh karena itu, seorang biblical evangelist menanam dan menyiram benih Injil dengan setia, sambil mempercayakan hasilnya kepada Tuhan (1 Korintus 3:7).

 

Tanda 6 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Anggota yang Berkomitmen

Apa artinya menjadi anggota gereja yang berkomitmen? Gagal menghubungkan diri kita secara tetap dengan Kepala gereja melalui bergabung dengan tubuh-Nya tentu merupakan tanda ketidakbersyukuran, baik karena ketidaktahuan maupun hati yang tumpul. Kita yang memiliki hak istimewa untuk hidup di negara-negara di mana kita dapat dengan bebas bergabung dengan gereja lokal harus mengingat peringatan dari Dietrich Bonhoeffer berikut ini:

“Hanya karena anugerah Allah, sebuah jemaat diizinkan untuk berkumpul secara nyata di dunia ini untuk berbagi Firman Allah dan sakramen. Tidak semua orang Kristen menerima berkat ini. Mereka yang dipenjara, yang sakit, yang terpencar sendirian, para pemberita Injil di tanah-tanah kafir, mereka berdiri sendiri. Mereka tahu bahwa persekutuan yang nyata adalah sebuah berkat. Mereka mengingat, seperti yang dilakukan oleh Pemazmur, bagaimana mereka pergi ‘bersama orang banyak... ke rumah Allah, dengan suara sukacita dan pujian, bersama kumpulan orang yang merayakan hari raya’ (Mzm. 42:4). Oleh karena itu, siapa pun yang hingga saat ini memiliki hak istimewa untuk hidup dalam kehidupan Kristen bersama saudara-saudara seiman, hendaklah memuji anugerah Allah dari lubuk hatinya. Biarlah ia bersyukur kepada Allah sambil berlutut dan menyatakan: Ini adalah anugerah, tidak lain hanyalah anugerah, bahwa kita diperbolehkan hidup dalam komunitas dengan saudara-saudara Kristen.”

 

Tanda 7 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Mencari Disiplin

Disiplin berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran, keteraturan, dan pertumbuhan. Disiplin dalam kehidupan jemaat dan anggota gereja yang sehat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan. Gereja adalah komunitas dan lingkungan yang hidup dalam kedisiplinan dalam mentalitas dan kerohanian. Tidak mungkin bagi anggota gereja untuk saling memperhatikan secara efektif jika hanya sedikit orang yang mengambil tanggung jawab untuk menegur atau membimbing saudara-saudari yang membutuhkannya. Jika anggota gereja tidak mau melayani sesama dengan mengajarkan Firman dalam sekolah Minggu atau memimpin kelompok kecil, jika mereka menghindari mengenal satu sama lain sehingga tidak ada konteks untuk persekutuan yang bermakna, maka disiplin yang bersifat membangun maupun korektif tidak akan terjadi. Rumah Allah akan menjadi tidak tertata dengan baik, anak-anak-Nya tidak diajarkan dengan benar, dan kesaksian gereja akan tercemar oleh dosa yang tidak bertobat dan tidak dikoreksi.

 

Tanda 8 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Murid yang Bertumbuh

Anggota gereja yang sehat adalah anggota gereja yang senantiasa mengalami pertumbuhan. Secara khusus, ia adalah seseorang yang bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus, kekudusan, dan kedewasaan rohani. Kedewasaan dan kekudusan itu dikembangkan dalam ketergantungan kepada Kristus, Firman-Nya, dan sesama di dalam gereja lokal. Dan yang paling luar biasa, kita tidak akan berhenti bertumbuh sampai kita mencapai kepenuhan Kristus! Tidak mungkin memisahkan kesehatan sebuah gereja lokal dari kesehatan anggotanya. Dan tidak mungkin memisahkan kesejahteraan seorang anggota gereja dari pertumbuhan rohani dan pemuridan mereka.

 

Tanda 9 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Pengikut yang Rendah Hati

Kepemimpinan dalam gereja lokal ditetapkan oleh Allah untuk memberkati umat-Nya. Namun, agar kepemimpinan itu efektif, diperlukan dorongan dan dukungan dari anggota gereja. Banyak pria setia yang mengalami kehancuran karena menghadapi anggota jemaat yang keras kepala dan menolak bimbingan. Hal ini seharusnya tidak terjadi di antara umat Allah. Sebaliknya, anggota gereja yang sehat harus berusaha dan mendorong orang lain untuk berusaha mengikuti pemimpin mereka dengan hati yang terbuka lebar, ketaatan yang penuh semangat, dan penundukan yang penuh sukacita.

 

Tanda 10 - Seorang Anggota Gereja yang Sehat Adalah Pejuang Doa.

Adakah hak istimewa yang lebih menakjubkan daripada yang telah diberikan kepada orang Kristen melalui Kristus: berdiri di hadapan Allah Bapa kita dan merespons dalam doa oleh Roh-Nya terhadap Firman-Nya yang disampaikan kepada kita? Jika kita ingin menjadi pendengar eksposisional, dipenuhi Injil, dan teolog Alkitabiah, maka kita harus berdoa dengan keyakinan penuh akan apa yang Allah sedang lakukan di dunia melalui Kristus, Putra-Nya, serta berdoa untuk kemajuan Injil dan kehendak-Nya di seluruh dunia.



[1] Ringkasan buku karya Thabiti M. Anyabwile, What is a Healthy Church Member?, Crossway, 2008.